Wanita Dengan Tali Rafia
Jalan setepak di gang sempit yang ku lewati setiap pulang pergi bekerja ini terasa lebih sepi dari biasanya.Karena angkutan umum tidak bisa masuk jadilah seperti sekarang aku harus berjalan kaki untuk sampai ke rumah.Beruntunglah mereka yang punya kendaraan roda dua.
Suara kaki-kaki kecil berlarian di belakangku susul menyusul,aku tergoda untuk menoleh
"Ada Jahraaaa..ada Jahraaaa! " teriak salah satu anak terlihat paling kencang larinya dari 4 temannya yang lain
"Ayooo..lebih kencang,Jahra semakin dekat "Anak-anak itu menambah kecepatannya
Aku berhenti sejenak berpikir "Siapa Jahra? " namanya terdengar asing,penasaran retinaku mencari-cari sosok itu,tapi tidak melihat siapa-siapa tepatnya belum.
"Ayooo ayooo ada Jahraaaaaaaa...!" Suara anak-anak itu tidak beraturan seperti halnya nafas mereka
Meski tidak tahu siapa Jahra,aku merinding juga.Rasa takut menulariku melihat ekspresi bocah-bocah itu,kaki ku pacu cepat.
"Kak ayo lari kak...Ada Jahra ! " sungguh baik salah satu dari 5 anak tadi sempat-sempatnya memberi tahuku,dia tertinggal jauh di belakang dan terlihat kerepotan dengan perutnya yang buncit.
" Dik..siapa Jahra ? " kataku berhasil menyusulnya,bukannya menjawab dia malah lari kocar kacir dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.
Sadar-sadar ekor kain penutup kepalaku seperti ada yang menarik,tidak di hentak memang tapi sepertinya tarikannya makin mengencang,tanpa melihat kebelakang aku menarik balik dan menyusul anak-anak tadi yang sudah menghilang dari penglihatan.Setelah kurasa cukup jauh aku mulai mengatur langkah kaki sedikit lebih pelan.
****
Aku putuskan naik ojek,bukan karena takut Jahra tapi kakiku terkilir terjadi insiden kecil di tempat kerja,ada minyak urut di rumah aku bisa gunakan itu biasanya cukup membantu.
Saat tengah mengolesi minyak urut di teras sambil menikmati semilir angin sore,ada yang mendekat aku melihatnya dengan ekor mataku awalnya aku tidak ingin mengubrisnya...dia depanku sekarang.
Dia seorang gadis kisaran usia 20an,berkulit sedikit gelap,rambut sebahu kemerah-merahan dan ada bebarapa bagian rambut yang seperti membentuk bongkahan,di katakan gimbal tidak juga entahlah jelas itu lama tak tersentuh air dan shampoo.tidak salah lagi. Dia menggunakan daster sedkit di bawah lutut yang sangat sangat lusuh dan robek di beberapa bagian. Matanya tajam dengan mulut tertutup rapat.Dia cantik.
Kalau boleh jujur aku sudah ingin kabur sedari tadi kalau saja kakiku tidak tambah sakit karena tadi reflek ku bawa berdiri saking kagetnya.Gadis itu tidak bersuara ,juga tidak menyentuh apa-apa,dia hanya mematung memperhatikanku yang terduduk mengaduh-ngaduh..itu hanya alasanku saja untuk mereda rasa takut.
" Itu Jahraaaaaaa ! " Anak penghuni kontrakan paling ujung yang baru keluar rumah mungkin akan pergi main, berteriak dan menunjuk.ibunya menariknya masuk kembali.
Bagus buatku kesempatan untukku kabur masuk rumah,saat anak tadi meneriakinya Jahra berjalan kesana ke tempat anak tadi memanggilnya.
***
"Astaghfirullah..! " bukan main kagetnya saat membuka pintu gadis itu berdiri di depan tapi tidak menginjak teras,pintu ku tutup lagi.Aku mengintp dari jendela
Dia masih diam tapi tangannya sibuk menggaruk,dan kaki, kaki tanpa alas itu..ya ampun aku baru sadar,pergelangan kakinya terikat tali..tali itu di biarkan panjang menjuntai begitu saja,maaf mirip ayam yang lepas dari ikatan tapi tidak bisa melepas tali yang menjerat kakinya,siapa yang tega melakukan itu padanya. Miris.aku tak berani keluar karena aku pernah punya pengalaman buruk dengan orang yang kondisinya serupa.
Kami saling mengintip cukup lama ,kulihat dia memegangi perut dan menggerakkan bibir lalu menelan ludah dengan wajah kuyu dan melas.Rasanya sangat iba.Aku ke dapur mungkin ada yang bisa ku berikan padanya.
Pelan-pelan ku buka pintu,sesisir pisang ku letakkan di bangku plastik teras dengan gerakkan cepat,dia menghambur masuk dan menyambar pisang itu dengan gerakan tidak kalah cepat,lalu pergi begitu saja.Aku melihat punggungnya dan kaki itu..bunyi tali rafia bergesekan dengan kerikil sepanjang jalan sampai sosoknya menghilang di ujung gang.
Aku jadi sering melihatnya sekarang,Dia selalu hilir mudik masih dengan tali rafia itu dan garukan-garukannya.
***
Aku sedang ada di pasar mengambil jahitan yang telah selesai di kerjakan.di samping tukang jahit itu ada kios pakaian..mataku menangkap sebuah daster berwarna biru,selesai membayar upah jahit aku bergegas pergi tapi daster tadi seolah memanggilku..
Ceritanya sangat panjang aku dan seorang tetangga berhasil membujuk Jahra agar bersedia di mandikan.Singkatnya pagi itu dia mengamuk di jalanan sebab pastinya aku tidak tahu,selesai mengamuk dia terduduk karena kelelahan entah punya keberanian dari mana aku menghampirinya,syukurlah sorot matanya sudah ramah.Tadi selagi dia mengamuk aku terus memperhatikan ikatan di kakinya yang terlihat semakin kencang dan sedikit berdarah dan satu hal lagi Maaf Jahra tidak pakai dalaman.Itu membuatku begitu malu dan sangat kasihan.sambil terus memegangi bawah dasternya agar tidak tersingkap ,aku memanggil tetangga sebelah kontrakan ku yang kebetulan lewat untuk membantuku membujuknya agar mau ku bawa pulang.
Jahra sudah di kamar mandi sekarang bersama Mba Yani tetangga yang membantuku,mereka ku tinggal berdua sebentar untuk mengambil sekantong plastik belanjaanku di pasar tadi,aku mengeluarkan indomie, daster dan pakaian dalam dari dalam plastik dan sisanya ku bawa ke kamar mandi.
Butuh waktu lama untuk memandikannya 1 botol kecil shampoo , 1 pouch ukuran 85ML sabun cair, 1/2 isi odol ukuran 75gram dan yang pasti butuh banyak air. Kata Mba Yani lebih susah memandikan Jahra di banding memandikan anak kecil,bagian tersulitnya adalah kami harus menjaga agar kakinya yang terikat dan mulai luka itu agar tidak terkena air dan tali itu juga cukup mengganggu,Jahra marah kalau tali itu di lepas.
Selesai.Jahra terlihat sangat berbeda dengan daster biru dan bau tubuh yang wangi,tidak ada yang menyangka kalau dia..... maksudku kalau dia seorang Jahra.Mba Yani permisi pulang.Tinggalah kami berdua,aku membawanya ke depan cermin,dia mematut diri dan tampak belum mau beranjak,ku tinggal Jahra ke dapur memasak mie untuk ku dan dia.
Mie matang ku bawa mienya ke teras,aku punya feeling selesai makan dia pasti tertidur,Dan aku masih sedikit takut kalau dia tidur di dalam rumah.Bagaimana kalau bangun-bangun dia mengamuk lagi?
Benar saja.Jahra pulas di bangku panjang.aku menggunting tali yang menjerat kakinya hati-hati lalu kemudian mengoleskan obat luka.Tidak lupa tali rafia nya ku buang jauh agar dia tidak mengambilnya lagi. Aku juga kelelahan dan mengantuk,aku tidur di sofa ruang tamu dan pintu ku kunci dari dalam.terdengar kejam ya, tapi seperti yang kusebutkan tadi aku punya alasan.Dan alasannya takut.
Aku terbangun oleh suara Adzhan entah Maghrib atau Isya aku tidak melihat jam,karena aku teringat Jahra.Aku keluar memeriksanya,dia sudah tidak ada.
***
Dalam perjalanan pulang dari bekerja aku di serang lapar hebat.Sarapan, makan siang dengan mie rasanya masih kurang kenyang. Sambil terus mengelus-ngelus perutku di balik hijab jadi tidak akan ada yang sadar, aku terus berjalan sambil membayangkan seandainya sandal yang lupa ku berikan pada Jahra tidak jadi di beli waktu itu mungkin aku bisa makan sebungkus nasi padang sekarang.
" Tidak..tidak! gajian bulan depan sepertinya aku harus mulai menyisihkan uang untuk keperluan "tak terduga" ya..lebih baik seperti itu " Aku bicara sendiri di jalanan
Beberapa meter di depan ku aku melihat ada yang berjongkok tampak sibuk sendiri,tunggu...
" Daster itu...Jahra!" aku berbisik dengan langkah di percepat
Benar dia Jahra,dia tampak sibuk dengan tali rafia,aku menyangka ada lagi yang mengikat kakinya.Aku berjongkok bermaksud ingin membantu melepasnya tapi Jahra menepis tanganku kasar.
" Jahra...kenapa? "
Jahra diam,dia kesal sekarang talinya dia hentak-hentakkan, bagaimana mengatakannya..ya seperti itulah,tidak sampai 5 menit akhirnya dia berhenti.Rafia itu kembali mengikat kakinya. Jahra tidak memberi aba-aba langsung melotot padaku,sontak aku kaget dan terjengkang kebelakang.Jahra berdiri melihatku lagi dengan tidak ramah kemudian berbalik arah pergi meninggalkanku begitu saja dengan tali rafianya. Aku bengong dan tak tahu harus bereaksi apa.
SEKIAN
Jum'at,15 September 2017
Bagus tidak Yoosob? hehe
Jahra akan kembali..
ReplyDeleteBeli nasi padang dulu
Jahra akan kembali..
ReplyDeleteBeli nasi padang dulu
haha Masak atuh jahra..jangan beli mulu #tekor
DeleteJahra akan kembali..
ReplyDeleteBeli nasi padang dulu
terimakasih atas informasinya dan jangan lupa kunjungi kami di http://aromaessen.com/umpan-bawal-kilo-gebrus/
ReplyDelete