Thursday, September 28, 2017

ANCIK LU !

ResTokoiyoo

ANCIK LU !



Saya sangat berharap musim langsat segera datang,tidak tahu kenapa buah itu terasa begitu enak. Dahulu saat masih kecil saudara dari Jakarta pulang membawa sekarung langsat,beberapa orang menyebutnya duku (menurut saya duku dan langsat itu berbeda).Karena pulang dengan bus jadi bisa mampir-mampir dulu di beberapa tempat atau daerah yang di lewati jalun bus untuk membeli oleh-oleh.mungkin karena kepanasan di dalam bus mengingat perjalanan yang di tempuh butuh beberapa hari,kulit langsat-langsat tersebut jadi menghitam tapi isi di dalamnya tidak apa-apa. Itulah pertama kalinya saya begitu jatuh hati dengan buah langsat ini.

Well,lupakan soal keintiman saya dengan buah langsat. Tadinya ingin bicara soal musim yang lain,saya malah teringat langsat.Susah ya kalau sudah terlanjur suka..bawaannya keingetan terus #eaa
Di negeri kita tercinta ini sedang di landa banyak musim.Musim Hoax,musim goreng-goreng,musim hate speech dan ada banyak lagi yang lain. Saya yakin sekali walau sudah selesaai membaca sejauh ini,pasti banyak yang bertanya kenapa belum ada tanda-tanda atau pencerahan tentang " Ancik Lu!",judul cerita ini begitu menggelitik bukan?atau jangan-jangan saya saja yang kepedean.*aih ya sudahlah .Dari banyak musim tersebut rasanya hate speech tadi cukup cocok dengan ibu saya. Entah kenapa ibu tidak suka mendengar kata "Ancik lu" ,padahal secara artian tidaklah kasar sama sekali tetapi beliau seolah benci mendengar kami mengucapkannya.

Dirumah kami,Ibu adalah sosok yang sigap,cekatan dan sangat multi tasking.Kalau yang lain mengerjakan pekerjaannya one by one berbeda dengan ibu yang maunya all in one . Selagi masih mungkin mengerjakan pekerjaan lain selagi pekerjaan yang lainnya lagi sedang berlangsung,itu akan beliau lakukan.Jangan di kasih kendor kata anak zaman sekarang hehe. Mungkin karena kebiasaan beliau ini jugalah ,beliau jadi berpikiran semua orang seperti beliau padahak kan tidak. Ayah dan saya juga tidak.

ibu multi tasking


" Dayiiil...kamarilah sabanta tolong cabuik uban ibu nak " (Dayil tolong kemari sebentar,bantu cabut uban ibu )

" Yo..ancik lu ! " jawab saya yang saat itu sedang membersihkan kamar

2 menit kemudian

" Dayiil!! jamuran tolong di angkek lah ka hujan hari bantuaknyo ko mah " (Dayiil tolong angkat jemuran sepertinya sudah mau hujan )

" Ancik lu ! " kamar saya sedang hancur-hancurnya karena ssmua di bongkar dulu sebelum di tata ulang

Sesaat kemudiannya lagi

" Garam habih..tolong balian ka lapau ciek lah " (garam habis..tolong belikan satu ke warung) 

" Ancik lu ! "

Sesaat kemudiannya lagi

" Dayil ! iko hape ibu indak bisa di cas, aponyo yang salah tu ? " (Dayil ini handphone ibu kok tidak bisa di charge,apanya yang salah ? )

" Annci..." kalimat saya belumlah rampung ibu sudah di depan hidung saya sekarang

" Ancik lu,Ancik lu! dari tadi di panggia ancik lu ka ancik lu taruih se..anwjydow972%@&@* " ( Ancik lu ancik lu dari tadi di panggil ancik lu terus..blablabla )

Dan suara ibu bergemuruh di kamar yang berantakan itu sesekali terdengar petir ⚡👄

credit to owner of the pic


***
Beda lagi ayah. Ibu meminta ayah mengantar beliau ke pasar,kembali. Kata ibu ada barang yang lupa di beli. Ini jarang terjadi.

" Capeklah Yah ! beko tambah paneh hari Ayah protes lo ka ibu " ( Ayo cepat yah! nanti cuaca tambah panas ibu juga yang di protes )

Padahal ayah baru duduk,dan kopi yang beliau minta saya buatkan selepas pulang dari pasar untuk beliau baru akan di minum,ibu sudah minta di antar lagi

" Ancik lu " jawab ayah sambil menyesap pelan-pelan kopinya

" Ayaaaaaah " ibu berteriak dari luar sudah pasang kuda-kuda akan naik ke motor

" Ancik lu " Ayah menyesap lagi kopinya yang masih panas

" Yah buruan yah beko ibu bergemuruh lo baliak " (Buruan yah nanti iby marah lagi) kata saya sambil tersenyum jahil menggoda ayah

" Hei yayai yeh.. baru taraso sanangnya duduak lah di suruah tagak lo baliak " ( hei yayai yeh*..baru juga duduk enak sudah di suruh berdiri lagi )

Begitu ayah keluar,ibu tampak sedang melap-lap motor ayah dengan tisu

" Nah capek lah  " ( Ayo cepatlah ) kata ayah menghampiri ibu

" Alah habih kopinyo yah ? habihan dulu " ( kopinya ayah sudah habis ? habiskan dulu ) ibu berubah pikiran dengan tangan masih melap-lap spion motor ayah

" Ba'a ibu ko..tadi di suruah capek ndak ? "( Ibu ini bagaimana, bukannya tadi di suruh cepat ?) 

" Iyo kalau kopi tu dingin sapulang dari pasa ,pasti ndak Ayah minum doh lai.Mubazia buang-buang pitih " ( Iya kalau kopinya dingin sepulang dari pasar,Ayah pasti tidak mau meminumnya lagi. Mubazir ,buang-buang uang )

Ayah berbalik hendak menghabiskan kopinya,ibu bersuara lagi

" Yah..gagang pintu lamari patang lapeh bauiknyo tolong pelok an sekalian yo Yah " (Yah.gagang pintu lemari kemarin bautnya lepas,tolong di pasang sekalian ya Yah)

Beberapa menit berselang

" Lamo lai yah?tolong sekalian cabuik hape Bu lah panuah baterainyo mungkin mah " ( Masih lama yah? sekalian cabut chargeran handphone ibu mungkin sudah full baterainya ) kata ibu yang sekarang berpindah mencabuti rambut-rambut liar yang tumbuh dalam pot bunga besar yang berjajar di pekarangan rumah.

" Ancik lu " ayah baru selesai ngopi dan akan memperbaiki gagang lemari seperti yang di bilang ibu, sudah di suruh lagi

Saya yang sedang bebas membantu ayah mencabut chargeran handphone ibu

" Ayah capeklah ba'a kok lamo bana ? " kepala ibu tiba-tiba menyembul saja di balik daun pintu

" Alah..alah ayoo " Ayah berdiri dan mendatangi ibu

" Alah kuaik lakek bauiknyo tu yah ? " ( sudah kuat belum pasang bautnya yah?) kata ibu berjalan menyusul ayah menuju motor

" Alah " jawab ayah singkat

Ibu seperti akan berbicara lagi tapi di potong ayah

" Alah,alah,alah sayaaaaaaaang " kata ayah dengan mimik wajah yang sangat lucu,saya terkekeh dari dalam rumah

Ibu juga geli melihat tingkah ayah,tanpa di sadari tangan beliau sudah terangkat hendak menabok ayah (ini kebiasaan banyak orang terutama perempuan sepertinya ya haha)

Ayah cepat tanggap sebelum tangan itu menyentuh tubuh berisi ayah,ayah tahu cara menghentikannya.

" Ancik lu..ancik lu ! kunci motor Ayah dima lataknyo yo ? " (Ancik lu..ancik lu dimana letak kunci motor ayah?)

Itu berhasil menghentikan gerakan tangan ibu tapi tidak mulut beliau

" Ancik lu apo? itu kuncinyo tagantuang di motor kok..badoso awak dek nyo tu kalau sehari se indak mangecek an ancik lu itu ? " (ancik lu apa? kuncinya tergantung di motor kok..berdosakah kita kalau sehari saja tidak mengatakan ancik lu itu? )

" Indak badoso doh..tapi badoso gadang ! " ( tidak berdosa kok..tapi berdosa besar ) jawab ayah tidak kalah lucu dari yang tadi. Konyol.

Ibu mencubit pinggang ayah sambil terkekeh

"Auw!!"

***

Suatu sore saya baru kembali dari sekolah,di teras tampak ayah dan ibu yang sedang duduk-duduk. Terasa janggal sejak kapan ibu bisa duduk begitu manis dan antengnya. Usut punya usut ternyata Ayah mengajari ibu cara bermain game lewat Applikasi di handphone ayah.Tidak di sangka begitu bisa ibu jadi candu.Saya meminta ayah menjelaskan.

" Padian se lah,Ibu sadang bakabun di hape ayah mah..haha " ( Biarkan saja,ibu sedang berkebun di handphone  Ayah haha) kata Ayah menjelaskan sambil tertawa girang sekali ,saya juga tertawa terbahak.

Ini sudah 2 jam sejak saya kembali dari sekolah dan ibu masih asyik dengan kebunnya.Betah sekali.

" Bu alah tu bakabunnyo,beko mato bu sakik lamo bana maliek layar hape tu " (Bu sudah dulu berkebunnya,nanti mata ibu sakit terlalu lama melihat layar handphone itu) saya mulai khawatit

"....." Sunyi tidak ada respon

" Ibuuu "

" Ancik lu ! " jawab ibu tanpa melihat kearah saya

" Buu..tadi apo yang yang ibu sabuik tu ? "(Buu..barusan apa yang ibu katakan ?)saya mencokek tangan ibu,ibu menolak dengan bahasa tubuhnya

" Ancik lu..sabanta lai "( ancik lu..sebentar lagi) kata beliau lagi

Ayah keluar menghampiri kami

" Apo kecek ibu tadi Yil ? ( Apa yang di katakan ibu barusan Yil?)kata ayah pura-pura tidak mendengar

" Ancik lu yah " jawab saya dengan tawa tertahan

1..2..3

" Ancik luuuu " Saya dan ayah mengulang kembali kata itu bersamaan dengan nyaring kemudian tertawa terpingkal-pingkal.

Ibu baru menyadari,beliau melihat kami yang masih hanyut dalam gelak. Beliau hanya melongo.





SELESAI



Note :
 * Hei yayai yeh itu entah apa artinya saya tidak pernah tahu yang jelas ini sejenis kata seruan..mungkin mirip ya elah,ondeh mandeh dsb

Terima kasih Yoosob yang sudah baca.
Malam selamat.
Wasallam


No comments:

Post a Comment