Saturday, September 23, 2017

Sandera Istrimewa

ResTokoiyoo

SANDERA IStrIMEWA

" Maaf Mas,saya boleh ke kamar mandi sebentar ? " gadis itu mengagetkanku

Aku dan 2 orang temanku saling pandang beberapa saat,lalu kembali asyik dengan kesibukan kami masing masing tidak mengindahkan pertanyaanya.

" Mas,boleh ya !?" dia bertanya lagi

Aku melihat dua temanku yang larut dengan caturnya

" Lem,kamu anterin sana mbaknya ,jangan lama-lama !" kata salah seorang dari mereka memintaku mengantar gadis itu

Aku mengikut saja

Gadis itu keluar kamar mandi setelah beberapa menit

" Tidak lama kan Mas ?" tanyanya saat melihatku menunggu di pintu

Aku tidak menjawab dan memberi isyarat dengan lirikan mataku agar jalan kembali ke tempat tadi

Gadis itu selalu melakukan hal yang sama kalau di hitung sehari bisa 5 kali,tidak! sekarang jadi 6 kali dan ini sudah sangat larut.

"Mas..Mas Lem !" dia membangunkanku padahal aku baru saja mulai tertidur,sementara 2 temanku yang lain sudah mengorok dari tadi

" Ada apa ? " tanyaku ketus campur kesal setelah sebelumnya bercih pertanda tidak suka

" Maaf Mas,saya boleh ke kamar mandi lagi tidak ?"

Aku melirik arloji jam 3 dini hari , " tahan saja sebentar lagi subuh " kataku masih ketus

" Tapi Mas..? " dia menunduk entah kenapa aku merasa dia terlihat sedih

" Kalau tidak saya pergi sendiri ya Mas! saya tidak akan kabur,saya janji ! " dia bicara lagi setelah menunggu tak kunjung mendapat respon

Aku langsung berdiri dan dia mengikuti dari belakang dengan senyum tersungging..manis.

Jalan menuju kamar mandi sangat gelap,jarak yang di tempuh pun cukup jauh.

" Maaf ya saya mengganggu tidurmu ?"

" Lem itu bukan namaku ! "

" Lalu siapa ?"

" Kau tidak perlu tahu ! "

itu percakapan kami yang cukup panjang setelah beberapa hari ini kami bersama di rumah terpencil ini.tentu saja bersama 2 temanku yang lainnya juga.

***

" Kau..apa tidak kepanasan ? " Prem,yang berkulit paling gelap di antara kami menggoda gadis itu

" Hei jangan ganggu dia.biarkan saja " larang Jiko mengingatkan Prem

" Ah kau diam saja!! aku tahu yang kulakukan " Prem gusar

" Terserah kau saja..hati-hati jangan sampai kau merusak semuanya " Jiko tak kalah gusar,lalu pergi

Aku datang membawa makanan untuk kami berempat,begitu sampai di kamar gadis itu,dia tampak ketakutan tapi mimik wajahnya berubah lega begitu melihatku menghampirinya.

Begitu menerima bagiannya,Prem langsung keluar. Gadis itu pun mendapat bagiannya.aku memutuskan makan di kamarnya, 2 temanku yang lain terlalu berisik aku tidak suka itu. Aku makan dengan lahapnya dari ekor mata aku bisa melihat dia memperhatikanku entah mungkin dia berpikir aku seperti orang  yang lapar keterlaluan.Selesai makan aku keluar sudah 2 hari tidak berasap rasanya sungguh tidak nyaman.

" Ya Boss! semuanya aman. Dia sedang makan sekarang.oh tidak dia sangat manis,hanya saja.." Prem sedang menjawab panggilan telepon,dari percakapannya aku sudah bisa menebak siapa yang ada di seberang sana.

" Ok,baik Boss!tapi sampai kapan?......sial diputus begitu saja " temanku nyaris saja membanting handphonenya kalau saja dia tidak menoleh dan melihatku memperhatikannya.

Selesai menyulut beberapa batang gulungan tembakau,aku memutuskan ke kamar gadis itu sekedar mengecek apa dia butuh sesuatu.Dia tertidur.Gagang pintu kutarik perlahan sebelum sempat menutup aku sedikit kaget

" itu.." Aku tidak percaya apa yang ku lihat,sambil menyapu pandang ke sekeliling,setelah kurasa aman aku masuk dan mendekat ke tempat gadis itu tertidur lalu menyelimutinya hingga ke leher setidaknya 2 temanku yang lain tidak melihat apa yang ku lihat.

Aku sedang termenung sekarang di teras rumah kosong yang  belum sepenuhnya selesai di bangun itu.Banyak pertanyaan hinggap di kepalaku,tentang tugas aneh ini,tentang gadis itu dan apa yang kulihat tadi,dan banyak lagi.Aku coba menebak-nebak keterkaitan satu hal ke hal yang lainnya tapi tidak sampai membuatku mengerti,sore itu aku akhirnya tertidur.

***

Aku pastilah sangat kelelahan berpikir sampai bisa tertidur selama ini. 02.46 dini hari,aku bergegas menuju kamar gadis itu, tidak lama lagi dia biasanya minta izin ke kamar mandi.Dia tidak ada di kamarnya.Apa ini sebuah kebetulan,Prem dan Jiko juga tidak kelihatan.Kuputuskan menunggu di kamarnya.

5,10...dan menit ke 15 dia tak kunjung muncul juga,perasaanku mulai tidak enak.Aku berkeliling di sekitar rumah itu. Nihil.Kamar mandi ya kamar mandi.Aku berlari di bantu sinar bulan seadanya,aku tidak ingat kalau masing-masing kami punya senter sendiri.Dengan terseok-seok dan sedikit meraba entah berapa kali kakiku mencium batu-batu yang teronggok liar di sekitar tempat itu aku tidak pedulikan.

Dari kejauhan aku melihat kamar mandi sedikit terang,semakin dekat samar-samar aku mendengar suara tangis.Itu suaranya,tidak salah lagi. Aku berlari lebih kencang tiba-tiba terjerembab,kakiku tersandung tapi kali ini bukan oleh batu tapi karena tubuh tergeletak di tanah.Entah dia pingsan atau..

" Oh tidak! gadis itu " aku bangkit dengan tergesa

" Prem! ada apa ini ? " tanyaku begitu masuk kamar mandi,Prem setengah tertidur berselonjor di dekat pintu dengan nafas ngos-ngosan,dia terlihat sangat kelelahan.

Gadis itu terisak di pojok,dia sangat ketakutan.Aku berusaha mendekatinya walaupun aku masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi,aku terus saja mendekat dan menatapnya seolah mengatakan " aku datang..ayo keluar dari sini " entah dia melihat atau tidak.

Prem mengangkat tangannya ke arahku,dia memintaku membantunya berdiri.Aku melirik gadis itu,dia menggeleng keras.Kurasa ku tahu sekarang simpulku dalam hati.Aku menarik tangan gadis itu membawanya keluar,tapi tidak beruntungnya aku,kakiku tersandung kaki Prem yang sengaja dia rentangkan untuk mencegahku keluar dari kamar mandi itu..lebih tidak beruntung aku tersungkur dan gagang pintu sudah menunggu membelai pelipisku.Syukurlah4 gadis itu sudah berada di luar.Aku berdarah.Gadis terpekik.Prem berusaha bangun.

" Nona larilah yang kencang.Cepat!!! " perintahku dengan rasa pusing hebat di kepala,Aku nyaris bisa berdiri kalau saja Prem tidak melempar senter itu,gagangnya mengenai kepalaku,lagi.Gadis itu hendak mendatangiku,aku menggeleng payah dia mengerti meski tampak ragu dia mulai berlari dan aku baru sadar rambutnya terurai.semua gelap.

***

Rasanya dingin sekali,dimana ini ? apa begini rasanya di dalam kubur ? aku ingin membuka mata , tapi aku merasa takut kalau-kalau nanti aku malah melihat hal mengerikan seperti cacing-cacing yang sedang menggerogoti tubuhku misalnya,ah tapi tidak terasa ada yang sakit selain kepala. Ku beranikan membuka mata. Ya ampun!

" Kau sudah sadar ? " seorang bapak berseragam cokelat menghampiri

Aku mengangguk.

" Sebentar lagi mungkin akan ada yang mengunjungimu,mereka selalu datang selama kau di sini "

" Baiklah "

Sudah berapa lama aku di sini ? tiba-tiba aku teringat kejadian malam itu.Apa yang terjadi setelah aku tidak sadarkan diri selain tentang aku yang terkurung seperti ini,lalu Joki dan Prem? Dan gadis itu ?

" Hai Bung! Akhirnya kau bangun juga..haha" 2 lelaki berpakaian rapi dan seorang petugas berseragam cokelat yang lain datang.kunci di lepas aku duduk mengikuti mereka yang sudah lebih dahulu duduk di meja di depan kamar besi itu.

" Kalian siapa ?" aku tidak merasa mengenal mereka

" Kau akan tahu cerita lengkapnya nanti setelah keluar dari sini " jawab salah satu lelaki tadi terlihat masih muda seusiaku sepertinya.

Aku diam saja

" Baiklah kalian silakan berbincang aku harus mengurus beberapa hal agar kau bisa keluar hari ini juga,permisi "

Tinggalah aku dan lelaki lainnya ,dia seumuran ayahku.Dia memperhatikanku lama ,aku berdehem maksudku memberi tahu bahwa tatapannya membuatku tidak nyaman.

" Siapa namamu ? " Akhirnya bapak itu bersuara

" Aden " jawabku pendek

" Nak Aden, kau seharusnya sudah bebas dari kemarin.Berhubung kau masih pingsan jadi kami tunggu kau sadar.Maaf kalau itu terdengar kejam,anggap saja itu hukumanmu karena telah bersekongkol menculik puteriku " kata bapak itu berwibawa,beda sekali dengan ayahku yang entah di mana sekarang.

Aku terkejut

" Apa puteri anda baik-baik saja ?"

" iya dia sudah semakin baik,kalau tidak kau tidak akan bisa bebas "

" Maaf "

setelah maaf itu keluar dari mulutku kami saling diam.

***

Bagaimana aku menjelaskannya,rasanya ini terlalu bagus untukku.

" Apa yang kau pikirkan ? " gadis itu baru muncul sekarang meski aku sudah 2 hari berada di rumahnya.Dia tidak datang sendiri,seorang wanita paruh bawa bersamanya.

" Yah hanya bertanya-tanya dalam hati tentang pantas dan tidak pantas ? " jawabku mengambang

Dahinya mengkerut

" Kau tidak ingin tahu apa yang terjadi malam itu ? " tanyanya kemudian

" Ayahmu banyak bercerita,tapi mungkin ada yang beliau lewatkan.."

" Oh kalau begitu aku harus menceritakan bagian yang mana ya ? "

" Tunanganmu? Di mana dia sekarang ? "

" Dia sudah kembali ke kampungnya. kami memaafkannya sebagai gantinya pernikahan kami di batalkan.sejujurnya dari awal aku sudah tahu dia yang melakukannya "

" Bagaimana tentang handphone itu ? "

" APA?! jadi malam itu kau yang menyelimutiku,aku sudah menduga tapi rasanya lega sekali ternyata itu benar kau orangnya "

" Kau tahu,soal penculikan itu,tidak masuk akal "

" Benar "

" Kau juga "

" Hmm kau mungkin saat itu berpikir kenapa aku tidak menghubungi polisi saja,benar kan ? "

" hu uh "

" Aku tidak melakukannya.itu karena kau! "

" APA ?! "

" Haha..aku hanya bercanda.Pada akhirnya aku menghubungi polisi juga bukan? setelah aku berhasil kabur dan kembali kerumah itu kau sudah pingsan. Jujur saja aku bertahan di sana karena aku percaya dia tidak  akan menyakitiku,sebenarnya dia orang yang baik.Mungkin dia hanya takut aku akan mengacaukan pernikahan kami "

" Kalau dia baik,kenapa kau tidak menikah saja dengannya ? "

" Kalau baik saja cukup jadi alasan seseorang menikah,mungkin aku sudah jadi istri orang beberapa tahun yang lalu "

" lalu apa ?"

" Dia ah tidak,lupakan saja.Aku berkonsultasi dengan Yang Diatas sana dari jawabannya DIA bilang tidak "

" Tapi kalian sudah bertunangan ? "

" Itulah panjang sekali ceritanya..hmm boleh kita tidak membahas tentang dia lagi ?"

" Baiklah "

Apa yang dia sampaikan malah tambah membuatku bingung tapi biarlah mungkin dia ingin merahasiakannya.

" Kau tahu di mana Prem dan Jiko sekarang? "

" Tentu. Jiko di rawat jalan di rumahnya,lukanya cukup serius tapi dia bersikeras tidak mau di rawat di rumah sakit.Dia juga berjanji akan berubah.Prem masih di penjara,aku sangat berterima kasih padanya maksudku Jiko Dia terluka demi menghalangi Prem menyentuhku,mereka bergulat cukup lama.Prem mendorong Jiko,kepalanya membentur batu seperti yang kau lihat Prem malam itu kehabisan tenaga "

" Prem tidak sampai menyentuhmu kan ? "

" Syukurnya tidak.hanya saja karena tarikannya kepalaku jadi terbuka dan kau melihatnya "

" Maaf "

" Itu tidak di sengaja "

" Baiklah,sebaiknya kau masuk dan makan. Tidak pantas rasanya membiarkan orang sakit kelaparan " dia tersenyum mengejek

" Kau berlebihan "

" Oh ya.tentang penculikan.itu tak cocok denganmu "

"..." aku menggaruk kepala yang tak gatal

" Kau masih ingin di sini memikirkan  tentang pantas dan tidak pantas? kalau begitu aku masuk dulu.."

" Iya baiklah "

"Dan..tentang itu " dia diam sebentar sambil menunduk " kalau..kalau aku memintamu jadi menantu di rumah ini,apakah itu pantas ? " katanya lagi dengan suara bergetar.



SELESAI


1 comment:

  1. terimakasih atas informasinya dan jangan lupa kunjungi kami di http://aromaessen.com/umpan-bawal-kilo-gebrus/

    ReplyDelete