Sunday, October 8, 2017

LINGKAR PESONA

ResTokoiyoo


LINGKAR PESONA


Lingkar pesona


 Bisakah di sebut cinta

Sedang cemburu saja tidak punya

Duniaku berputar di sekitarmu

Dirimu begitu menarik korneaku

Jika dekat tak ingin lihat

Saat jauh sangat memikat

Dirimu begitu acuh

Sekelilingmu begitu riuh

Lihatlah mereka

Begitu keras berusaha

Gemasnya dirimu seperti tak terusik

Lihat apa! tidakkah mereka cantik

Aku bukan pecinta

Hanya pengagum rahasia

Entah dirimu sadar atau tidak

Sebaiknya tidak

Cembetutmu saja magnet

Kerlinganmu memperdaya

Kalau saja dirimu tahu

Kadang mata dan hati di buat tidak sinkron

Kata hati jangan lihat

Tapi mata terus mengendap

Lalu hati berkomat - kamit

Jangan..nanti ketahuan !!

Aku ingat

Tentang ketidak sengajaan hari itu

Kau melintas di depanku

Aku melihatmu

Begitu juga dirimu

Sudah cukup jauh

sampai kau hilang di ujung jalan

Pertemuan 4 bola mata itu bisu

Rasa ini unik

Lepas dan tidak mengikat

Maksudku caraku mengagumimu

Yang ku butuhkan hanya

Hening , sedikit jarak

Mata yang kuat tak berkedip sekian detik

Dan tidak ketahuan

Tidak lebih dari itu

Aku mungkin saja

Masuk dalam lingkaran pesona

Kamu dan ketidak tahuanku akan pesona itu

Tapi aku tahu pintu keluarnya







lingkarpesona
08Okt17


Thursday, October 5, 2017

SISA YANG TERSISA

ResTokoiyoo




SISA YANG TERSISA





“ Dim lebih baik kau ganti saja kopimu dengan susu..kasihan dedek dia tidak berhenti meminum sisa kopimu,Usianya baru 4 tahun kopi tidak baik untuknya “ Nenek berbicara sambil menepok – nepok Dedek yang  sudah mulai pulas

“ Iya bu..besok kalau sudah gajian saya beli susu “ Jawab Hadim setuju

“ Apa gajianmu masih lama ? tadi dedek mengeluh sakit perut  ibu khawatir kebiasaannya minum kopi sisamu  akan mengganggu pencernaannya “ Nenek melepas ikatan kain di pinggangnya di balik baju kurung usang itu nenek mulai merogoh-rogoh

“ Pakai saja ini dulu besok pagi-pagi sekali pergilah ke warung  Mala beli sekaleng susu “ Nenek menyerahkan selembar uang 20 ribuan

“ Jangan bu , itu uang ibu, Saya gajian sekitar 4 hari lagi itupun kalau tidak telat seperti bulan kemaren “ Jelas Hadim

“ Tidak apa-apa pakai saja. Ini demi dedek “ Nenek memaksa

“ Baiklah,saya pinjam dulu ya bu.kalau sudah gajian saya ganti “ Hadim merasa tidak enak

“ Tidak perlu.uang ibu masih ada nak “ Tolak ibu halus

“ Tetap saja ini uang ibu , harusnya saya yang memberi ibu uang  bukan sebaliknya..tolong maafkan saya ya bu,di usia ibu sekarang masih harus berkerja  “ mata Hadim berkaca-kaca

“ Ini bukan salahmu Dim,ibu sendiri yang ingin bekerja selagi menjaga dedek ibu kan tidak ada kegiatan.sudah sudah..istirahtlah ibu juga sudah mulai mengantuk “  Nenek mulai berbaring di samping dedek diatas dipan beralaskan tikar pandan yang beliau anyam sendiri

“ Iya Bu “ Hadim menarik Sarungnya hingga dada dan mulai mengambil posisi teranyaman di atas bale-bale bambu  tepat di depan  dipan nenek  yang hanya dipisahkan meja makan bundar  yang cukup untuk 2 orang


Besoknya

Sesuai permintaan Nenek, Hadim mengganti kopinya dengan susu meski tidak begitu suka tapi Hadim harus membiasakannya karena Dedek punya kebiasaan meminum sisa minuman Ayahnya itu,sekali saja tidak Dedek bisa rewel seharian minta di antar ke tempat kerja Hadim. Jadilah setiap pagi sebelum berangkat kerja Hadim menyeduh segelas susu dan menyisakan sedikit untuk di minum Dedek begitu bangun dari tidurnya.

Dedek tidak seperti balita pada Lazimnya sejak ibunya meninggal 2 tahun lalu  karena  sakit  dia tidak mau minum susu lagi, menginjak usia  3 tahun sekarang ini dedek masih belum bisa bicara yang dia bisa hanya ber hah huh , dedek juga tidak suka makan nasi jika di paksa dia akan muntah,sebagai ganti nasi Dedek di beri makan Air tajin oleh sang nenek.

“ Hah Hah hahahahh “ Dedek mendatangi nenek ke dapur membawa gelas berisi sisa susu Hadim

“ Ada apa  sayang? “  Nenek selesai menyendok air tajin ke mangkuk untuk di berikan pada dedek selesai mandi nanti

“ Hah “ Dedek menunjuk gelas di tangannya

“ Iya ayo di minum..Ayah mulai sekarang minumnya susu ya sayang.Ayoo dedek habiskan,baru setelah itu kita mandii “ Jawab Nenek mengelus kepala Dedek dan membersihkan bekas iler mengering di pinggir bibir Dedek

“huuh.. haah aaa “  sepertinya dedek tidak begitu suka tapi susu sisa itu ia habiskan juga


***

Hadim menunggu dengan harap-harap cemas ada apakah kiranya sampai dia di panggil atasan,jujur saja ia merasa sudah mengerahkan seluruh kemampuannya dalam bekerja apakah masih ada yang kurang ?

“ Maaf membiarkanmu menunggu lama “ Sang Atasan masuk dan duduk di kursi kerja menatap Hadim tanpa berkedip

“ Tidak apa-apa, Pak “ Jawab Hadim berusaha tenang meski sebenarnya dia sangat gugup

“ Baiklah saya akan langsung saja ke intinya.Pak Hadim anda sudah mengabdi cukup lama di perusahaan ini dan selama itu pula saya tidak pernah merasa dikecewakan, anda begitu tekun ,loyalitas anda tinggi dan merupakan pribadi yang jujur .saya merasa sangat terkesan.oleh karena itu saya rasa tidak berlebihan jika mulai bulan depan anda saya promosikan menjadi kepala keamanan di sini.Semoga Pak Hadim bisa menjadi panutan untuk staf-staf yang lain dan terus meningkatkan kinerja baiknya “

“ Aaaa pa Apa saya tidak salah dengar pak ? “ seperti mendapat durian runtuh pagi ini  Hadim merasa seperti sedang bermimpi

“ Tidak pendengaran Pak Hadim sangat baik. Baiklah saya rasa sudah cukup.Selamat ya Pak Hadim “ Atasan tersebut  menyalami pak Hadim sambil tersenyum

“ Iya Ter Terima Kasih banyak Pak. Saya akan berusaha lebih baik lagi “

“ Itu Harus ! Kalau begitu Bapak boleh keluar saya masih banyak pekerjaan “

“ Baik.sekali lagi terima kasih Pak “

Bukan main senangnya hati Hadim . Ia jadi teringat Nenek dan Dedek.Banyak hal berputar-putar di kepalanya ..ia bisa menabung untuk pendidikan Dedek ,nenek juga tidak perlu bekerja membuat anyaman lagi,pindah ke kontrakan yang lebih layak, setidaknya sesekali mereka bisa makan ikan bukan ikan teri lagi,bisa makan 3 x sehari seperti orang-orang.ah semua terasa sangat patut di syukuri.Hadim tidak berhenti tersenyum sepanjang jalan pulang.Namun begitu wajah sang istri sekilas melintas dalam bayangan senyum terkembang tadi mengkerut, Hadim berubah murung.

“ Alangkah lengkap kebahagian ini sekiranya kamu masih ada dik “


***

Beberapa bulan berlalu

Semua berjalan baik,kehidupan merekapun  mulai ada peningkatan .Meski begitu Nenek bersikeras tetap bekerja walau sudah tidak sengotot dulu Dan dedek masih setia  dengan air tajinnya,ia menolak minum susu kecuali susu sisa sang ayah.Di posisinya yang baru Hadim di haruskan lembur beberapa hari dalam seminggu, bagaimanapun ia tidak bisa menolak.Dedek jadi sering mendusin di malam hari dan rewel setiap melihat ke bale-bale tidak ada sang ayah di sana,Nenek cukup kewalahan menenangkan Dedek.

Hari ini Dedek bangun lebih awal dari biasanya , dari dipan ia berdiri menengok ke bale-bale.kosong.lalu tanpa bersuara dengan antengnya dedek duduk bersila di lantai di samping nenek yang sedang  shalat. Setiap gerakan nenek ia cermati dalam diam dan tenang.

foto:tandapagar.com


“ Dedek sudah bangun ? “ selesai salam Nenek menggedong Dedek dalam pelukannya

“ Dedek haus ? “  

Dedek menggeleng

“ Nyariin ayah ya ? “

Dedek mengangguk

“  Ayah nanti pasti pulang ,Dedek tidur lagi saja ya “ Bujuk nenek

Dedek menggeleng , ia menyentuh mukena nenek dan menarik-nariknya

“  Tunggu sebentar lagi..Nenek belum selesai “ Dedek masih menarik mukena nenek sampai mukena itu terlepas

“ Ya Allah Dek..mukena ini terlalu besar untukmu.Bagaimana kalau nanti setelah mataharinya muncul kita ke pasar..Dedek nanti yang pilih ya mukenanya.Mau ? “  Tawar nenek dan di balas anggukkan girang Dedek mukena Nenek di serahkannya kembali

Setelah menyelesaikan do’anya Nenek beranjak ke dapur untuk memasak sarapan dengan setia Dedek memandori. Sungguh repot Dedek tidak mau di suruh hanya ‘duduk dan lihat’ Dedek di tinggal nenek mengambil air ke sumur sebentar saja , begitu kembali ia mendapati Dedek  sedang bermain-main dengan kayu yang  baranya sedang menyala. Astagfirullah nasib baik tidak terjadi apa-apa.

Matahari  mulai menyembul,Dedek yang sudah mandi dan berpakaian rapi begitu melihat di luar sudah terang dan beberapa pantulannya masuk kerumah,buru-buru menghabiskan sarapannya,Nenek langsung mengerti Dedek akan menagih janjinya.

“ Pelan-Pelan Dek,nanti kamu tersedak “ Nasihat Nenek
Dedek menurut,makannya tiba-tiba berhenti  dengan sorot mata sendu Dedek melihat lagi ke bale-bale.

“ Dedek kangen  ayah? Nanti pulang dari pasar, ayah pasti juga sudah di rumah. Ayo habiskan air nasinya tinggal sedikit lagi “ Nenek bahkan tidak tahu itu benar atau tidak ,Hadim tidak memberi kabar lagi pula nenek tidak punya  handphone untuk menghubungi anaknya itu sekedar bertanya sudah makan atau belum ?

Dedek masih tidak bergeming

“ Ah oya nenek mau minum susu ,dedek minum susu sisa nenek saja mau tidak ? “ tidak berhasil tidak ada respon

“ Eeeh Ayoo ayo matahari semakin terik ,nanti kita bisa kepanasan sampai di pasar “ Nenek menarik tangan dedek,dedek menepisnya lalu menghabikan sisa sarapannya.

Nenek berjalan lebih dulu dengan langkah di buat-buat seolah akan meninggalkan Dedek ,Dedek terpancing dengan tawa khasnya dia berlari mensejajari nenek


 1 jam berlalu

“ Ah kenapa mukena untuk anak kecil mahal betul..tidak bisa di tawar lagi “ keluh Nenek  melihat ke arah Dedek yang tampak sumringah dengan kantong kresek hitam di tangan kiri sementara tangan kanan dalam pegangan Nenek.

Sambil jalan menyusuri gang  menuju rumah  nenek tak  melepaskan barang sedetikpun genggamannya,Pegangan tangan mereka dibuat berayun.

“ Dedek suka kan? Mukenanya bagus  ya ? “ tanya nenek sedikit menunduk

Dedek mengangguk mantap sambil tersenyum

Bau rumah tercium sudah semakin dekat  tak sampai 10 meter lagi ,Terlihat Hadim berdiri di depan pintu celingak celinguk kiranya mencari ke 2 perempuan  yang selama ini mengisi hari-harinya.Dedek melihat ayahnya,tanpa babibu langsung melepas genggaman nenek dan asal  buang kantong kresek hitam di tangan satunya kemudian berlari hendak mendatangi Ayahnya

“ Hah Hah HAAAAAAAAH “  Dedek menyuarakannya dengan lantang

foto:pixabay


Hadim menoleh ke suara yang sudah sangat dia hapal tersebut.

Segerombolan anak bersepeda dengan lajunya datang dari arah tak di sangka,bocah-bocah itu terlalu hanyut dalam euforia mungkin merasa sudah seperti pembalap saja tidak dapat lagi menguasai sepedanya roda sepedanya beputar terlalu membabi buta , naas bagi Dedek yang tidak terusik meski sepeda itu sedang mengincar dirinya, karena dia juga sedang terbuai dalam Euforianya sendiri melihat sang ayah sudah kembali,Dan  BRAKKKKKKKKK !!!!!!!! Dedek terpental dan kepalanya menghantap tembok salah satu rumah warga begitu jatuh kembali ke tanah Dedek sudah tidak bergerak.

Hadim sang Ayah terpekik di tempatnya,kejadian itu begitu cepat.

“ Tidak..tidak..tidak..tidak..tidak..tidak..tidak.....” Itu saja yang dia katakan saat menghampiri tubuh Dedek dengan langkah terhuyung-huyung


Nenek baru selesai memunguti kantong kresek yang di buang Dedek,saat melihat pemandangan yang ada di depan matanya kresek itu kembali jatuh menyusul tubuh nenek.Sementara dari Mulut Hadim menggema ‘tidak’ berkepanjangan di selingi raungan yang sangat memilukan.




SEKIAN