Sunday, February 25, 2018

Hadiah sederhana di balik Seandainya

ResTokoiyoo



Pemuda melangkahkan kaki dengan sumringah masuk kedalam rumah,  di sebuah kursi kayu sedang duduk ibu bak berboncengan tengah mencari kutu sang adik.

Assalamu’alaikum”  pemuda menyalami sang ibu dan mengelus pelan kepala sang adik.

Wa’alaikumsalam..” jawab ibu dan Soliha berbarengan.

Kak Muda..juara lagi?” sapa sang adik yang baru menginjak  2 tahun itu.

Iya Soli..Kakak dapat juara pertama lagi” beritahu Pemuda girang.

Alhamdulillah ya nak” Ucap syukur ibu, di ikuti sang anak mengikuti Hamdallah sedang si kecil mengikuti dengan bahasanya yang terdengar lucu.

Pemuda mengganti bajunya, Ibu berhenti mencari kutu Soliha mencuci  tangan lalu menyiapkan makan untuk pemuda.

Nak, Maafkan ibu ya.. hari ini kita makan pakai minyak garam dulu ya!”

“Iya bu..tapi ibu yang aduk pakai tangan ya! enak “ Maksud pemuda nasi garam dan minyak kelapanya minta di adukan sang ibu pakai tangan. Menurut Pemuda  adukan tangan ibu itu  lebih enak di banding dia mengaduk sendiri.

Iya baiklah..” ibu mengikuti kemauan sang anak.

Saat tengah lahap makan, tiba-tiba Pemuda ingat perkataan teman sekelasnya yang berhasil menjadi juara kedua yang semester sebelumnya hanya di peringkat 5

Muda kau kan selalu juara pertama, apa ibumu tidak pernah memberimu hadiah?”

Hadiah apa maksudmu?”

Iya hadiah, kalau saya setiap dapat juara, papi dan mami memberi saya hadiah. Sekarang saya di belikan Play Station seri terbaru karena sudah juara ke 2..kamu?

Pemuda tercenung. Dia tidak tahu akan menjawab apa.

Ada Apa Nak?” Tanya ibu menyadari lamunan sang anak.

Ah tidak apa-apa”

Muda ayo cepatkan habiskan makannya istirihat sebentar setelah itu shalat ya nak?

Iya bu. Bu...

iya ada apa?”

Kalau seandainya..ini seandainya ibu punya uang apakah ibu akan memberi saya hadiah?”

Hadiah?”

Iya. Jemaldo hari ini dapat play station edisi terbaru  dari papi maminya karena sudah menjadi juara ke 2

Begitu ya..hmm seandainya ibu ada rezeki kamu ingin hadiah apa anakku?”

Euuungg..saya ingin ibu belikan ayam goreng yang di ujung gang itu bu..dada ya bu yang besar”

Si ibu sungguh terkejut, sederhana sekali apa yang di inginkan sang anak.

Dedek, juga ya bu,..” Kata Soliha sang adik yang terbisa memanggil  dirinya dengan sebutab dedek, tidak mau kalah.

Iya..Inshaa Allah ya nak, Do’ain ibu ya semoga Allah memberi kita rezeki yang lebih”

“Aamiin iya bu “

Dedek juga selalu do’a..in ibu bi..biar di kasih kaki baru sama Allah
Tidak muluk-muluk alasan kenapa Soliha tidak pernah bosan berdo’a yang sama tiap harinya agar Allah memberi kaki baru untuk sang ibu adalah agar sang Ibu bisa mengantarnya main di taman yang tepat berada di belakang kantor desa, tempatnya cukup jauh Ibu tidak kuat berjalan terlalu jauh.

2 tahun yang lalu, pasca melahirkan Soliha kaki ibu yang sebelah kanan tiba-tiba mengalami kesemutan hebat tak lama setelah itu mati rasa,tapi sekarang kaki ibu lumpuh kalau di paksakan berjalan terasa ngilu sekali kalau sedang kumat ibu bisa sampai mengalami demam.

Sementara sang suami, sewaktu Soliha masih  4 bulan dalam kandungan  pergi menjadi buruh pembangunan jalan tol di luar kota yang sampai sekarang tidak ada kabarnya.

Ibu!” Kali ini pemuda yang memergoki si Ibu tengah termenung

Eeh..iya “ ibu kaget

Kalau Muda nanti besar dan jadi orang yang sukses, ibu ingin apa?

Ibu tidak ingin apa-apa. Asal ada kalian yang selalu bersama ibu itu saja sudah cukup” jawab ibu tenang di selingi senyum teduhnya.

Bu..

Shalat ya Nak, Ibu mau ketentangga sebelah dulu mungkin ada yang bisa ibu  bantu, kaki ibu sudah tidak ngilu lagi

Pemuda mengangguk, memandangi ibu yang bersusah payah menjepit kayu alat bantu berjalan di ketia beliau. Sebelum pergi mengambil wudhu Pemuda melihat Soliha sedang asyik dengan boneka dari sabut kelapa yang dia buatkan untuk sang adik sebagai kado ulang tahun adiknya tempo hari.



Sekian.

No comments:

Post a Comment